PEKANBARU, GentaRiau – Segenap pengurus dan anggota Ikatan Keluarga Cubadak Lilin (IKC) Pekanbaru pekan ini menggelar kegiatan pulang basamo guna mempererat silaturahmi dan komunikasi, sekaligus meninjau serta mengevaluasi beberapa program yang telah dijalankan, khususnya di bidang pendidikan keagamaan di kampung halaman (ranah).
Ketua IKC Pekanbaru Drs. Jasman Jaiman, M.Ed mengungkapkan salah satu program yang dievaluasi adalah pendidikan Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Al-Hidayah yang telah didirikan di Jorong Cubadak Lilin, Kenagarian Tigo Balai, Matur, Agam.
“Evaluasi mencakup peningkatan kompetensi guru dalam tahsin, penambahan materi akidah dan ibadah, serta perumusan strategi pembelajaran yang lebih optimal—termasuk penggunaan media seperti televisi sebagai sarana pendukung belajar. Kita juga memberikan motivasi kepada para murid MDA Al-Hidayah,” terang Jasman dalam keterangannya, baru-baru ini.
Agenda penting lainnya adalah Temu Dialog bersama Ninik Mamak, Wali Jorong, dan tokoh masyarakat yang digelar pada Jumat, 18 Juli 2025. Tujuannya adalah untuk menyerap aspirasi terkait peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di ranah.
Jasman menyebut bahwa kegiatan temu dialog ini sangat penting dan diharapkan menghasilkan rumusan strategis sebagai bahan masukan untuk menyusun program kerja IKC Pekanbaru maupun IKC nasional ke depan.
“Momentum temu dialog ini juga dijadikan ajang sosialisasi hasil diskusi IKC Pekanbaru yang berisi gagasan dan strategi guna peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di ranah, khususnya melalui kegiatan usahatani yang berkelanjutan,” papar Jasman, yang juga dikenal sebagai praktisi pendidikan dan Pimpinan Sekolah Islam Riau Global Terpadu (IRGT School) Pekanbaru.

Rumusan IKC Pekanbaru
Sebelumnya, pengurus IKC Pekanbaru mengadakan pertemuan usai shalat Jumat (11/72025) di ruang pertemuan IRGT School, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Agenda utama adalah berdiskusi membahas strategi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan warga di kampung halaman.
Pertemuan ini dihadiri sejumlah tokoh perantau anggota IKC Pekanbaru, di antaranya: Jasman Jaiman, A. Z. Fachri Yasin, S. Tuanku Nan Sati, Boy Malin Sikumbang, Ad St. Rumah Gadang, Irul Seroja, Masdarina, Zul Fitri Indra, Eli, Nuan Pangulu Rajo, Rudi, dan Adharsyah. Diskusi berlangsung dinamis dalam suasana yang akrab dan penuh kekeluargaan.
Pertemuan diawali dengan pemaparan lima materi oleh Jasman Jaiman, yaitu: “Vertikultur Jahe Merah, Kebun Kelor Multifungsi, Potensi Usaha di Kampung, Strategi Kopi Smart dan Peluang Jahe Hitam”. Setiap peserta diberi kesempatan menyampaikan pemikiran dan pendapat secara singkat dan padat.
Dari diskusi tersebut, A. Z. Fachri Yasin—akademisi sekaligus aktivis organisasi senior Riau—merumuskan beberapa poin penting sebagai strategi pembangunan kampung halaman, sebagai berikut:
1. Pengalaman Usahatani Produktif
Beberapa pengalaman pemberdayaan yang telah dilakukan antara lain: pemberian tanaman tebu kepada warga sebagai bentuk sedekah, bantuan benih, bibit, pupuk, pestisida, serta pendirian MDA.
2. Modal Sosial dan Pandangan Optimis
Perlu ditumbuhkan sikap optimis terhadap pengembangan ekonomi di kampung, sebagai bagian dari kewajiban moral para perantau, meski beragamnya pengalaman sosial-budaya kadang menimbulkan sikap pesimis.
3. Fokus pada Komoditas Produktif Mandiri
Diskusi diarahkan pada pemilihan komoditas pertanian yang bisa dikembangkan secara mandiri dengan pengelolaan optimal lahan warga di ranah.
4. Pengelompokan Komoditas Berdasarkan Waktu dan Potensi
Komoditas dikelompokkan berdasarkan:
• Masa lalu dan kini (komoditas yang sudah diusahakan)
• Masa depan (komoditas potensial)
Juga dipilah dari segi jangka waktu:
• Jangka pendek (±6 bulan)
• Jangka menengah (6–24 bulan)
• Jangka panjang (>24 bulan)
5. Komoditas Masa Lalu dan Kini
Padi, tebu, jagung, kacang tanah, cabai, kopi, durian, ayam, kambing, sapi, dan kerbau.
6. Komoditas Masa Depan
Jahe merah, jahe hitam, dan kelor.
7. Tujuh Komoditas Prioritas
Disepakati bahwa komoditas prioritas yang memerlukan peran aktif IKC Pekanbaru adalah: kopi, kacang tanah, cabai, durian, ayam kampung, jahe merah, dan jahe hitam.
8. Kolaborasi dengan Tokoh Lokal
Penting bagi pengurus IKC Pekanbaru untuk menjalin komunikasi dengan Wali Jorong, Ninik Mamak, dan tokoh masyarakat dalam rangka penyusunan dan pelaksanaan program kerja organisasi.
Melalui serangkaian kegiatan ini, IKC Pekanbaru menegaskan komitmennya bukan hanya dalam menjaga hubungan kekeluargaan di rantau dan ranah, tetapi juga dalam membangun masa depan kampung halaman secara konkret, kolaboratif, dan berkelanjutan.* (G/rel)
More Stories
Dibawah Kepemimpinan Agung Nugroho Warga Pekanbaru Banyak Bersyukur
Buntut Konflik Warga vs Kadesnya, Komisi I DPRD Inhil Rekomendasikan Dinas PMD dan Camat Batang Tuaka Evaluasi Kades, Perangkat Desa dan BPD Pasir Emas
Kontraktor Akhrinya Klarifikasi Soal Proyek Semenisasi SD di Kateman