8 Juli 2025

KWQ Bagi Lagi 58 Mushaf Al Qur’an Untuk Pelajar Tahfidz IGS Al Fikri

PEKANBARU, GentaRiau –  Kurnia Wakaf Al Qur’an (KWQ) Pekanbaru kembali menyalurkan mushaf Al Qur’an untuk pelajar tahfidz di sekolah di bawah naungan Yayasan Wakaf Islam Al Fikri Riau yang menerapkan konsep Islam Green School (IGS) di seluruh aspek pendidikannya.

Setelah membagikan sebanyak 18 mushaf untuk pelajar tahfidz di SD IGS Al Fikri, Rabu pekan lalu (16/4/2025), pada Rabu (24/4/2025) giliran 58 pelajar tahfidz di SMP dan SMA IGS Al Fikri menerima mushaf Al Qur’an dari komunitas pimpinan A. Z. Fachri  Yasin itu.

Dengan demikian, total sudah 76 mushaf yang disalurkan oleh KWQ kepada pelajar tahfidz yang menimba ilmu di tiga lembaga pendidikan milik yayasan yang lokasinya berdekatan di Jalan Kereta Api, Tangkerang Tengah, Pekanbaru, itu. Yayasan Al Fikri sendiri sudah berdiri sejak 2010 dan saat ini dipimpin Abdul Rasyid  Suharto.

Mushaf Al Qur’an yang dibagikan oleh KWQ tersebut produksi King Salman dengan metoda tajwid dan terjemahan berwarna ukuran A5. Seluruhnya merupakan wakaf yang dihimpun oleh komunitas KWQ dari para pewakaf dari berbagai kalangan.

Di ketiga sekolah yayasan yang mengedepankan nilai-nilai Islam dan lingkungan ini cukup banyak anak didiknya yang memiliki hafalan dan kemampuan membaca Al Qur’an dengan baik. Karena sejak awal pihak yayasan menerapkan program tahfidz atau kegiatan belajar Al Qur’an di seluruh jenjang pendidikan guna meningkatkan ilmu agama dan mencetak generasi ahlul Qur’an atau hafidz/hafidzah.

Seperti yang sudah-sudah, pelajar tahfidz yang mendapatkan mushaf gratis itu minimal telah punya hafalan 2 juz ke atas. Begitupun dalam penyalurannya, KWQ menyerahkan dan membagikan langsung kepada masing-masing  pelajar bersama kepala sekolah berserta majelis guru.

Penyerahan dan pembagian mushaf Al Qur’an wakaf kepada 58 siswa/i tahfidz, terdiri dari  26 orang dari  SMP dan 32 dari SMA IGS Al Fikri, digelar di ruangan mushala di lantai atas bangunan ruko yang disulap menjadi dua gedung sekolah tersebut. Dimulai jam 07.00 WIB pagi mengingat untuk SMP masih ada jadwal ujian.

Dari pihak sekolah hadir Kepala SMP IGS Sohidin M.IP dan Wakil Kepsek Hayat, Kepala SMA IGS Salman, SPd. I segenap majelis guru dan siswa/i. Sementara dari KWQ selain pimpinan komunitas dan tim juga hadir aktivis pendidikan Riau Fari Suradji.

Gunakan Metode Ummi
Mewakili yayasan dan sekolah, Kepala SMP IGS Sohidin M.IP dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada komunitas KWQ atas penghimpunan wakaf  Al Qur’an dari berbagai kalangan yang  sebagian diaalurkan kepada pelajar tahfidz di sekolahnya.

“Kegiatan yang dilakukan komunitas KWQ ini sangat mulia dan patut dihargai sekaligus didukung. Terima kasih atas perhatian dan pemberian wakaf Al Qur’an kepada anak didik kami, semoga mereka makin bersemangat dan termotivasi untuk meningkatkan kemampuan dan hafalannya. Kepada pewakaf dan KWQ semoga bantuan ini jadi amal jariyah,” ungkapnya.

Sohidin menjelaskan bahwa program tahfidz yang juga menjadi unggulan IGS Al Fikri ini menggunakan metode Ummi. Yaitu sebuah metode yang cukup populer dan banyak digunakan untuk pembelajaran Al Qur’an yang menekankan pada penguasaan bacaan tartil dengan mengikuti kaidah ilmu tajwid.

“Metode ini menggunakan pendekatan sistematis dan berbasis mutu, dengan tujuan untuk melatih siswa membaca Al-Qur’an dengan benar dan lancar. Metode ini dipilih karena bagus dan cocok dengan visi sekolah kita. Kita juga mendatangkan guru-guru yang kompeten untuk kelancaran pelaksanaan program tahfidz,” terangnya.

Kepada pelajar yang menerima Al Qur’an wakaf tersebut diminta mensyukurinya dengan memanfaatkan dan menjaganya dengan baik.

Harus Punya Cita-cita
Pimpinan komunitas KWQ A. Z. Fachri Yasin, seperti kebiasaannya saat tampil menyampaikan sambutan lebih banyak berinteraksi dan berdialog dengan para pelajar yang hadir. Tujuannya untuk memberi motivasi kepada mereka bagaimana meraih masa depan lebih cerah.

Dengan gaya dan nada suara khasnya yang lantang ia menyapa dan membangkitkan semangat para pelajar. Fachri juga merangsang daya pikir dan kepercayaan diri mereka dengan melakukan tanya jawab terkait keinginan dan cita-cita.

“Jangan ragu-ragu dan malu, kalian harus punya keinginan atau cita-cita menjadi apa kelak. Itu perencanaan hidup yang mesti mulai dipikirkan dari sekarang. Belajar agama bagus dan perlu, tapi cita-cita juga penting untuk kebaikan masa depan. Maka kalian juga harus berupaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi agar bisa mewujudkan cita-cita,” jelasnya.

Menariknya, meski di sekolah yang berbasis agama, ternyata sebagian besar pelajar yang hadir justru berkeinginan menjadi dokter. Selebihnya menyebutkan beragam profesi dan hanya beberapa orang yang punya cita-cita jadi guru agama.

Setelah dijelaskan penting dan perlunya cita-cita, para pelajar yang hadir termasuk yang dipanggil maju ke depan akhirnya tidak ragu dan malu lagi untuk menyebutkan cita-cita dan nanti kemana melanjutkan kuliah.

“Bagus, saya senang mendengar kalian punya cita-cita dan tidak terfokus ke ilmu agama saja. Kalian juga hendaknya mulai berpikir untuk belajar ekonomi agar kelak bisa menguasai ekonomi untuk membantu umat Islam. Lihatlah negeri kita, juga Arab Saudi yang dikenal sangat kaya, tapi yang menguasai ekonomi dunia tetap saja China dan Amerika,” kata akademisi senior dan aktivis organisasi di Riau itu.

Terkait komunitas KWQ yang dipimpinnya bukanlah yayasan atau lembaga berbadan hukum, tapi hanya kumpulan individu yang fokus pada kegiatan penghimpunan dan penyaluran wakaf Al Qur’an dari kalangan masyarakat dalam upaya membumikan dan meningkatkan penghafal Al Qur’an di Bumi Lancang Kuning Riau.

‘Alhamdulillah, lebih kurang dua tahun terakhir komunitas ini sudah salurkan sekitar 3.000 mushaf. Harapan dari pewakaf hanya minta didoakan agar ini jadi amal kebajikan yang diridhai Allah SWT serta mendatangkan rahmat dan pahala bagi mereka. Kami dari KWQ juga minta doa agar senantiasa diberi kemampuan agar istiqamah dengan kegiatan ini,” ungkapnya.

Fachri juga memberi penilaian kepada sekolah-sekolah Yayasan Al Fikri ini sebagai yang terbaik karena memadukan pendidikan agama dan umum. “Semoga terus berkembang dan lebih sukses ke depannya,” pungkas pria 72 tahun yang pernah diamanahkan jadi Dekan Fakultas Pertanian di UIR dan UNRI itu.

Aktivis pendidikan Fari Suradji yang didaulat menyampaikan sepatah kata menekankan kembali pentingnya para pelajar untuk menguasai pengetahuan lainnya di samping ilmu agama. Karena dibutuhkan untuk kebaikan masa depan mereka nanti.

“Seperti telah disampaikan tadi oleh Pak Fachri, senior yang juga guru bagi saya, rancanglah cita-cita kalian dari sekarang dan tanamkan tekad yang kuat untuk terus menimba ilmu sampai perguruan tinggi. Kalian juga harus percaya diri dan berani bersikap,” kata alumnus Universitas Padjajaran ini.

Acara penyerahan Al Qur’an wakaf oleh komunitas KWQ ke pelajar tahfidz di dua sekolah Yayasan Al Fikri itu walaupun sederhana tapi cukup semarak dan berkesan. Setelah pembagian mushaf ke masing-masing pelajar secara bergiliran dilanjutkan penyerahan piagam penghargaan dari pihak sekolah kepada pimpinan KWQ dan diakhiri dengan foto bersama.

Sebagai informasi tambahan, penyaluran Al Qur’an wakaf oleh komunitas yang mulai aktif sejak 2022 ini masih berlanjut pekan depan. Diagendakan pada Senin (28/04/2025) penyerahan mushaf kepada 6 orang pelajar tahfidz SMP IT Al Hafit Pekanbaru.

Selanjutnya, Jumat (2/05/2025) penyerahan mushaf Al Qur’an kepada 37 orang pelajar tahfidz SD-SMP Islam Riau Global Terpadu (IRGT) Pekanbaru. * (G/ers)